Selama tiga hari berturut-ikut, sang Negeri Pemuja Matahari tak muncul di Stockholm pertengahan Mei lalu. Pagi diawali dengan gerimis yang muram, diikuti suhu rendah dan langit warna abu-abu.
Meski mestinya di musim semi, cuaca makin hangat sebab sang surya terbit selama sekitar 19 jam dalam sehari. Di sana-sini iklan kegiatan musim panas –baju renang, sandal jepit, dan kegiatan outdoor– mudah ditemukan di baliho luar ruang.
Seperti sang surya mulai muncul sedikit di hari berikutnya, trek ramai betul dengan lalu-lalang orang. Cuaca masih agak dingin, sedikit di atas 10 derajat, tapi banyak yang cuek saja bercelana super pendek ke mana-mana. Maklum, ini ialah negara pemuja cahaya surya.
Sebab lazimnya negara skandinavia, Swedia mudah ditandai dengan segala hal yang serba efisien: moda transportasi, layanan publik, kemudahan melakukan bermacam-macam hal termasuk untuk orang asing atau pelancong. Ciri lain di negara ini, terutama di ibukota Stockholm: semuanya serba mahal.
Penginapan, makan-minum, transportasi lazim (apalagi taksi!),tiket museum – susah menemukan harga murah.
Baca Juga : 6 Referensi Model Chopper untuk Motor Costum Idamanmu
Konsisten sempat tertinggal kabel charger tipe-C untuk telepon pintar android, seorang teman baik membelikan gantinya. Di Indonesia lewat layanan toko online, benda ini bisa didapat seharga belasan sampai puluhan ribu saja. Di Stockholm, “cukup” bayar 199 SEK atau seimbang Rp170 ribu.
Yang murah hanya sambungan wifi, yang bisa dengan mudah ditemukan free di bermacam-macam daerah seperti super market, hotel, komplek bisnis atau fasilitas pemerintah.
Maklum tingkat penetrasi dunia online di negara ini diperkirakan menempuh 975 lebih tahun 2023. Artinya, tiap-tiap warga negaranya baik yang besar-kecil, tua-muda, malah balita, hampir semuanya punya jalan masuk komputerisasi. Menurut saja, bila berharap pakai jalan masuk gratisan di lokasi lazim, bila ada risiko keamanan data, ya tanggung sendiri.
Yang rasanya benar-benar menyolok saat memperbandingkan Jakarta, atau kota manapun di Indonesia, dengan Stockholm ialah jalannya yang jarang dilewati kendaraan pribadi. Tapi statistik jumlah penduduknya sekitar 10 juta jiwa, sementara jumlah kendaraan bermotornya menempuh separuh juta unit.
Sebagian di jalan raya, moda transportasi yang paling populer ialah bus, kereta bawah tanah, tram, sepeda. Sebagian besar kendaraan lazim berjenis hybrid, artinya dioperasikan dengan BBM/gas serta bahan bakar non-fossil seperti biofuel. Sebagian arsitektur kereta bawah tanahnya benar-benar megah dan indah, favorit turis sebab Instagramable.
Sebagai negara yang terdiri dari 30 ribu pulau ukuran sedang sampai mini (betul, lebih banyak dari Indonesia!), tingkat kepemilikan kapal ukuran kecil Swedia ialah yang tertinggi di dunia. Kapalnya malah sebagian berbahan bakar hybrid atau elektrik. Yang terkini, malah snowmobile, motor untuk salju, juga dijual versi elektriknya.
Untuk jarak dekat, warga lokal kemana-mana berjalan kaki dan sebagian bersepeda. Untuk kerja, olahraga maupun jalan-jalan, segala jalan kaki. Mungkin itu sebabnya mengapa orang Swedia nampak benar-benar fit, banyak bergerak dan aktif. Jarang nampak orang dalam situasi kegemukan (obesitas) di sini.
Kesadaran dan tuntutan hidup sehat ini mungkin yang mendukung maraknya berita lingkungan dan iklim, sebagai topik yang dianggap penting di Swedia. Dalam pemilihan member parlemen atau perdana menteri umpamanya, kedua berita ini sering menjadi berita pokok.
heran buah hati-buah hati dengan kesadaran lingkungan tinggi, seperti Greta Thurnberg, lahir dan besar di Swedia.